Minggu, 14 April 2013

Writing Day 2013

Salah satu proker Kastrat Dagri HIMKA yaitu Writing Day, baru saja dilaksanakan bulan Februari sampai Maret lalu. Writing Day ini dilaksanakan mulai tanggal 19 Februari dan batas pengumpulan naskah brakhir tanggal 1 Maret . Pengumuman pemenang pada tanggal 5 Maret .Writing Day tahun ini bertemakan "Kimia Ku untuk Indonesia Ku" dan ditujukan untuk seluruh warga HIMKA dan diambil 2 pemenang. Pemenang kedua adalah Fitria Wahyu dari angkatan 2012. Sedangkan pemenang Pertama adalah Firdaus Syarif dari angkatan 2010. Berikut ini adalah tulisan dari Fitria Wahyu sebagai juara kedua. Selamat untuk kedua pemenang! :)





Garbage Waste Solution
Mungkin sebagian orang selalu menilai bahwa, orang lulusan kimia  hanyalah menjadi seorang ilmuan yang hanya berkutat dengan alat-alat praktikum. Tapi dilain dari itu seorang ilmuwan adalah orang fundamental yang akan merubah setiap pemikiran-pemikiran dahulu yang salah. Sebenarnya banyak hal yang bisa kiita korek dari segi kimia, kita hidup tak lepas dari unsur-unsur kimia. Dalam artikel ini saya akan membahas sebuah konflik kecil yang sangat kecilnya hingga jadi booming di masyarakat. Konflik kecil ini akan saya kupas melalui pandangan kimia.
Konflik tersebut adalah cara membuang sampah Masyarakat Indonesia serta tempat membuang sampah rumah tangga maupun sampah industri. Sebenarnya sudah banyak hal yang dapat dilihat mulai dari tahun ke tahun data BPS tidak menunjukkan grafik penurunan terhadap jumlah populasi manusia di Indonesia. Sebanding lurus dengan jumlah sampah yang di produksi ole Masyarakat Indonesia tapi tempat pembuangan sampah yang semakin sedikit serta terbatasnya sumber daya alam yang dapat menguraikan semua sampah yang ada.
Contohnya di Surabaya sendiri, Menurut Wawan Some aktivis lingkungan di Surabaya mengungkapkan bahwa pada tahun 2006 sampah plastik di Surabaya ada 960.000 ton pertahun. Dari tahun ke tahun produksi dan konsumsi air kemasan terus meningkat dan pada tahun 2012 produksi air kemasan mencapai 19 Milyar liter, padahal botol plastik merupakan produk sekali pakai. Bedasarkan data dari BPS tahun 2004, total timbunan sampah yang terangkut dan dibuang ke TPA berjumlah sekitar 41,28%, dibakar 35,59%, dikubur 7,97%, dibuang sembarangan 14,01%, dan yang terolah hanya 1,15%. Dengan begitu banyaknya sampah di Indonesia , hal yang paling sering dilakukan masyarakat adalah membakarnya. Pembakaran sampah yang paling berbahaya adalah pembakaran plastik. Saat dibakar plastik-plastik tersebut akan melepaskan gas-gas seperti yang tertulis di paragraf sebelumnya. Semua gas tersebut merupakan partikel beracun yang berpotensi menyebabkan kanker.
Masalah lain, sampah basah menyebabkan partikel-partikel yang terbakar akan beterbangan dan bereaksi yang menghasilkan hidrokarbon berbahaya. Partikel-partikel yang tidak terbakar akan terlihat sebagai awan dalam asap. Hidrokarbon berbahaya, adalah senyawa penyebab iritasi. Asam cuka dan penyebab kanker misalnya benzopirena. Benzopirena yang dihasilkan dari pembakaran sampah 350 kali lebih besar dari asap rokok. Yang lebih parah adalah apabila sampah organik bercampur dengan bahan-bahan sintetis. Pembakaran bahan tersebut akan menghasilkan gas HCL yang korosif.
Memang tidak dapat dipungkiri membakar sampah merupakan solusi yang tepat dengan keadaan populasi manusia yang semakin banyak, serta ketidaktersediaan lahan untuk mengolah sampah khususnya sampah anorganik. Untuk sampah organik banyak yang bisa dilakukan yaitu mengolah menjadi barang-barang yang lebih berguna. Pembakaran pada suhu kurang dari 1.1000 C akan menghasilkan dioxin. Selain itu mungkin pula dihasilkan fosgen yang dikenal sebagai racun yang digunakan pada Perang Dunia I. Bahan sintetis yang mengandung nitrogen apabila dibakar pada suhu dia atas 6000 C akan menghasilkan HCN, yaitu suatu gas yang sangat beracun. Sebaliknya apabila pembakaran sampah basah pada suhu kurang dari 6000 C akan menghasilkan isosianat. Yaitu senyawa yang terkenal karena menyebabkan kecelakaan mengenaskan di Bhopal. Bahkan membakar potongan kayu dapat membahayakan, karena akan menghasilkan senyawa yang mengakibatkan kanker, formaldehida. Sementara melamin dapat menghasilkan formaldehida bila dibakar dengan suplai O2 banyak dan mengahsilkan HCN bila suplai O2 kurang.

            Hasil temuan Agen Perlindungan Lingkungan Amerika menyatakan bahwa,“Asap api terbuka, terutama dari pembakaran sampah, mengandung substansi penyebab kanker 350 kali lebih besar daripada asap rokok”. Oleh karena itu, diperlukan suatu strategi untuk mengubah emisi gas-gas dari hasil pembakaran sampah serta strategi untuk menjaga lingkungan.  
Solusi baru yang ditawarkan adalah dengan menggunakan rumah sampah dimana konsep dari rumah tersebut sebagai berikut ini,
1.                   Pembakaran sampah di dalam Rumah Sampah
Sampah-sampah baik organik maupun anorganik dikumpulkan menjadi satu dalam suatu tempat dirumah sampah lalu tepat diatas tempat pembakaran diberi cerobong asap yang akan mengarah pada proses selanjutnya, dimana proses selanjutnya adalah pengubahan gas CO2 yang terdapat pada hasil pembakaran sampah. Untuk gas-gas yang lain dapat diatur dengan jalan temperatur disesuaikan dengan gas buangan emisi dalam keadaan standart.
2.                  Pengubahan gas CO2 Menjadi CO dan O2
Clifford Kubiak, pofesor kimia dari universitas california dapat membuat prototip yang dapat memisahkan gas CO2 menjadi gas CO dan gas O2. Untuk proses pemisahan tersebut, dibutuhkan katalis yang mampu mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Dalam proses ini , pemanfaatan semi konduktor dan dua lapisan tipis katalis. Pemilihan semi konduktor juga merupakan bagian yang tidak kalah pentingnya, dimana besarnya energi foton yang diterima bisa menghasilkan energi listrik yang optimal. Pada awalnya digunakan semi konduktor silikontetapi karna hasil efisiensi kurang, maka digunakan galium-phospid sebagai semi konduktor yang mempunyai kemampuan menagkap cahaya yang terlihat dibandingkan silikon. Dengan hasil pembakaran dari cerobong gas awal akan di lewatkan dua plat katalis yang dihubungkan juga dengan sinar matahari. Proses ini akan menghasilkan gas CO dan gas O2 , walaupun gas CO berbahaya tetapi penggunaanya dapat digunakan untuk industri kimia seperti pembuatan detergen. Gas CO dapat juga diubah kedalam bahan bakar cair.

Dengan adanya konsep tersebut, sampah anorganik akan terolah dengan baik sehingga, Indonesia bebas dari sampah. Tidak akan ada lagi banjir yang melanda Indonesia, dan para ilmuan muda Indonesia, inilah proyek yang harus dilanjutkan hingga gagasan ini tercapai.


Nama : Fitria Wahyu K.
Nrp : 1412100011


3 komentar:

  1. hehehehe, spektra 2012 :D

    BalasHapus
  2. saya mau tanya ....d mana saya bisa mendapatkan bisphenol A dan fosgen....apa di jual bebas di Surabaya..trims

    BalasHapus